3/16/2011

Mondex

Mondex adalah nama sebuah perusahaan yang menyediakan sistem pembayaran tanpa uang tunai. Sistem ini telah dibeli oleh lebih 20 negara besar. Sistem ini diciptakan pada tahun 1990 oleh seorang bankir London bernama Tim Jones yang bekerja sama dengan Graham Higgins dari Natwest Coutts, sebuah bank pribadi dari keluarga Kerajaan Inggris. Sistem ini didasarkan atas teknologi Smart Card (teknologi yang dipakai oleh SIM Card pada handphone) yang memanfaatkan microchip yang dilekatkan pada kartu plastik (kartu kredit) dan mampu menyimpan informasi elektronik seperti pembayaran, identifikasi maupun bermacam-macam informasi penting lainnya. Semua transaksi dimungkinkan melalui penerapan SET (Secure Electronic Transaction / Transaksi Elektronik yang Aman).

Mondex singkatan dari Monetary and Dexter. Berdasarkan Webster’s Dictionary Encylopedia (kamus Webster), arti kata-kata tersebut adalah: Money: Segala sesuatu yang berhubungan dengan uang… Dexter: Menunjukkan lokasi yang ada
di tangan kanan manusia.
Microchip yang ada dalam “card Mondex” mengandung lambang angka (bar code). Lambang atau kode garis ini mewakili angka antikris yaitu 666 (GIA WebMaster: untuk penjelasan bar code dapat dibaca pada artikel “Tanda binatang ada di kehidupan kita”). Sistem Mondex akan menjadi solusi yang tepat untuk perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis mata uang. Mondex merupakan satu sistem yang mendukung terciptanya satu mata uang dunia tanpa uang tunai. Mungkin sistem ini pula yang akan mewujudkan penguasaan antrikris atas dunia ekonomi di masa akan datang.

Microchip Mondex yang tertanam dalam tubuh manusia menyimpan kode 666. Mereka yang memakai microchip ini mendapat fasilitas khusus. Mereka tinggal meletakkan tangan mereka di atas scanner komputer dan semua transaksi jual
beli dapat dilakukan dengan otomatis tanpa menggunakan uang tunai. Di masa yang akan datang, untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli, setiap orang harus mempunyai tanda ini. Di kepala (dahi) atau di tangan kanannya. Kata bahasa Yunani dalam Alkitab untuk “tanda” binatang tersebut adalah “Charagma” yang berarti cap (stempel), lencana atau tanda perbudakan,
perhambaan atau kerja paksa. Bilangan 666 adalah ungkapan Yunani untuk “stigma” yang berarti menusuk atau menggores sebuah tanda sebagai tanda kepemilikan. Jadi mereka yang menggunakan tanda 666 secara tidak langsung dicap sebagai budak antikris.

10/09/2009

HIJAUKAN BUMIKU

Abad 20 merupakan abad yang mengubah drastis tata kehidupan manusia, mulai dari perilakunya, teknologi dan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan yang saat ini selalu jadi bahan pembicaraan adalah masalah lingkungan di sekitar kita yang seiring dengan berjalannya waktu mengalami kerusakan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pada abad ini manusia seakan-akan acuh terhadap semua permasalahan yang terjadi di sekitarnya.

Pada abad ini pula manusia cenderung bersikap individualis dan selalu memuaskan dirinya sendiri tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya ataupun tanpa memikirkan dampak yang nantinya timbul akibat ulah manusia. Dalam sudut pandang lingkungan, kita pun bisa melihat perilaku manusia yang sudah tidak peduli terhadap alam dan lingkungan. Mereka pun tidak segan-segan untuk menunjukkan sikapnya bahwa mereka benar-benar tidak peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Seakan-akan mereka bersikap bahwa alam memang diciptakan untuk memanjakan dirinya tanpa memikirkan kelestarian lingkungan.

Terhadap alam mereka lebih banyak bersikap merusaknya daripada melestarikannya, mereka sudah terbiasa merokok di tempat umum tanpa batas-batasan tertentu, meludah di sembarang tempat, membuang sampah tidak pada tempatnya, manusia juga melakukan pemborosan energi tanpa memikirkan dampaknya sedikitpun terhadap lingkungan. Manusia juga lebih cenderung memanfaatkan kekayaan alam untuk hal-hal yang kurang terpuji atau bisa dikatakan sikap yang negatif dalam pemanfaatan lingkungan. Beberapa contoh itu pula yang merupakan indikasi penyebab pemanasan global yang saat ini terjadi di bumi kita.

Pemanasan global merupakan suatu permasalahan yang serius dengan keadaan alam yang mengalami kerusakan, entah itu kerusakan tatanan alam maupun kerusakan keadaan alam yang sekarang ini sedang terjadi. Hal seperti inilah (pemanasan global) yang mengakibatkan kondisi bumi ini labil, pemanasan global juga seakan-akan tidak mempedulikan kondisi bumi yang semakin hari semakin menurun kondisinya sebagai tempat hidup makhluk hidup. Keadaan seperti inipun lama-kelamaan/jangka panjang dapat merusak ekosistem di alam ini sehingga kelak dampak pemanasan global dapat mengakibatkan tatanan alam di dunia ini tidak seimbang dan bahkan dapat mengakibatkan bumi ini tidak lagi dalam kondisi labil melainkan tinggal kenangan sebagai tempat yang pernah menjadi tempat tinggal makhluk hidup.

Pemanasan global yang saat ini terjadi tentunya ada penyebabanya yang tak lain adalah ulah manusia sendiri, fenomena ini juga tentunya menimbulkan respon dari setiap orang. Tetapi meskipun begitu di Indonesia sendiri banyak masyarakatnya yang kurang begitu mengenal pemanasan global padahal setiap harinya mereka mengalami fenomena pemanasan global ini. Masyarakat Indonesia pun lebih mengidentifikasi perubahan alam yang terjadi begitu cepat adalah sesuatu yang biasa dan mereka berpikir hal itu bukan dampak dari aktivitas pemanasan global. Padahal kalau kita melihat berita tahun lalu, kita patut “bangga” karena Indonesia adalah tuan rumah konferensi Internasional pertama yang membahas pemanasan global di dunia ini. Saat itu kebetulan tuan rumahnya adalah Pulau Dewata (Bali). Tetapi hal ini seakan-akan hanya sebagai konferensi saja dan kita tidak dapat melihat dan merasakan hasil kegiatan itu untuk memperbaiki bumi kita yang tercinta ini.

Pemerintah di Indonesia khususnya juga seakan-akan acuh terhadap permasalahan ini. Pemerintah di Negara ini bergerak sangat lambat dalam mengatasi fenomena ini, padahal kalau saja hal ini dibiarkan maka yang akan terjadi adalah kerusakan bumi ini. Fenomena pemanasan global ini memang bukan tugas dari pemerintah saja tapi adalah kepentingan bersama namun meskipun begitu pemerintah adalah pegangan masyarakat banyak jadi mereka seharusnya mulai sekarang harus mengkampanyekan terhadap masyarakat tentang bahaya pemanasan global yang saat ini melanda bumi ini. Kampanye untuk memerangi pemanasan global ini harus diselenggarakan dengan baik dan disasarkan kepada masyarakat Indonesia yang awam pengetahuan tentang pemanasan global ini. Pemerintah harus gencar mengkampanyekan tentang bahayanya pemanasan global seperti gencarnya pemerintah dalam mengkampanyekan bahayanya virus HIV/AIDS dan juga bahaya narkoba.

Pemanasan global sendiri banyak sekali bentuknya dan penyebabnya, selain itu banyak juga gejala alam yang merupakan dampak dari pemanasan global. Dalam kehidupan sehari-hari kita merasakan bahwa iklim saat ini berbeda dengan iklim beberapa tahun silam, ketika siang hari kita merasakan begitu panasnya udara saat itu, tetapi jika sore hari langit akan mendung dan bumi ini akan diguyur hujan. Lalu ketika hari beranjak malam udara pun tidak mengalami perubahan cuaca, malam hari seakan-akan seperti siang hari. Udaranya panas dan gerah. Jika kita melihat berita Internasional pun kita dapat melihat dampak pemanasan global itu sendiri, musim dingin di negara-negara yang memiliki empat musim lebih lama dibanding tahun-tahun sebelumnya, di samping itu musim panas di sana datang lebih cepat dari yang diperkirakan dan yang seharusnya musim itu berjalan selama 4 bulan, tapi saat ini musim panas hanya berjalan 3,5 bulan saja. Pemanasan global juga mengakibatkan aktivitas laut yang juga labil seperti keadaan bumi, konon pada abad ini badai akan sering terjadi dan frekuensinya jauh lebih besar dari yang sebelumnya, ada juga tersiar kabar bahwa saat ini gunung-gunung es di kutub utara maupun selatan setiap harinya selalu mencair, dan menurut ahli aktivitas ini mengakibatkan volume air di laut semakin meninggi, yang lebih parah lagi para ahli memperkirakan kelak beberapa tahun mendatang pesisir pantai akan tenggelam. Semua hal itu merupakan dampak pemanasan global yang dapat mempengaruhi tatanan alam yang sebelumnya sudah berjalan dengan baik.

Di samping itu, kita tidak dapat memungkiri lagi, bahwa manusia saat ini sangat membutuhkan teknologi yang mutakhir dalam membantu kehidupannya, perkembangan teknologi merupakan salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global saat ini, sedikit banyak dari kita adalah pengguna perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat perkembangannya. Kita sering menggunakan kulkas/lemari es dalam kehidupan kita sehari-hari, penyejuk ruangan (AC), dan sekarang ini kita sering menggunakan hair spray dalam aktivitas kita sehari-hari kita.Padahal penelitian yang dilakukan oleh badan lingkungan hidup milik PBB ketiga hal di atas merupakan salah satu indikator penyebab terjadinya pemanasan global. Tetapi jika kita melihat masyarakat Indonesia yang saat ini terlalu acuh terhadap keadaan alam, sepenuhnya mereka belum sadar terhadap aktivitas mereka sehari-hari yang dapat mengakibatkan aktivitas pemanasan global. Tetapi hal itu tidak saja terjadi pada masyarakat Indonesia tetapi seluruh penduduk di dunia ini belum memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan ini.

Selain itu, pemanasan global yang kita jumpai setiap harinya belum juga menyadarkan kita untuk segera berbenah diri dan mengatasi persoalan ini, dan yang membuat kita prihatin masyarakat sekarang ini tidak saja acuh terhadap permasalahan pemanasan global ini tetapi lebih-lebih manusia masih saja menggunakan bahan ataupun aktivitas yang merupakan penyebab terjadinya pemanasan global ini. Selain contoh yang telah disebutkan di atas, ada beberapa contoh kecil yang setiap harinya tidak luput dari aktivitas manusia. Kantong plastik yang sering kita gunakan untuk membungkus barang-barang juga merupakan penyumbang terbesar pemanasan global, selain itu kendaraan bermotor yang kita gunakan sehari-hari juga salah satu penyebab tipisnya lapisan ozon di atmosfer yang tidak lain adalah penyebab pemanasan global ini.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk membuat 1 bungkus kantong plastik sama dengan energi yang digunakan oleh sebuah mobil untuk melakukan perjalanan sejauh 1,7 kilometer, selain itu bahan plastik dapat terurai secara penuh membutuhkan jangka waktu yang cukup lama yaitu 300 tahun. Tentunya hal itu sangat mencengangkan pikiran kita, berarti setiap harinya kita juga sedikit banyak merusak lapisan ozon di atmosfer. Saat ini dunia belum bisa mengatasi permasalahan ini yaitu alternatif lain untuk menggantikan keberadaan kantong plastik sebagai pembungkus barang. Tersiar kabar saat ini para aktivis lingkungan gencar mengkampanyekan semacam kantong plastik yang berbahan dasar kulit ketela. Selain kantong plastik, kendaraan bermotor juga sangat berpengaruh dalam hal penipisan lapisan ozon, hasil pembuangan kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Saat ini juga sudah dilakukan pengembangan untuk menggantikan keberadaan kendaraan bermotor dengan suatu terobosan yang cukup baik yaitu mengembangkan kendaraan bermotor dengan tenaga listrik sebagai penggerak motornya, tetapi hal itu belum terealisasi secara maksimal karena kendaraan listrik tidak tahan lama dan kecepatannya pun jauh di bawah kecepatan kendaraan bermotor. Akan tetapi dengan terobosan baru seperti itu kita cukup berbangga dengannya karena hal itu salah satu upaya untuk mengatasi pemanasan global ini. Walaupun begitu tentunya kedua hal di atas yaitu penggunaan kendaraan bermotor dan kantong plastik untuk membantu kehidupan manusia sangat riskan sekali bagi kita jika harus diupayakan untuk dihilangkan mengingat kedua hal di atas merupakan “teman” kita untuk melangsungkan aktivitas kehidupan kita.

Kedua contoh indikator penyebab terjadinya pemanasan global di atas, tentunya merupakan sebagian kecil bahan-bahan yang terdapat di bumi ini. Selain hal-hal di atas, tentunya masih banyak skali contoh-contoh yang merupakan indikasi penyebab terjadinya pemanasan global. Sebagai manusia yang memilik akal yang sehat, kita seharusnya memiliki kepedulian terhadap keselamatan bumi ini. Untuk menanggulangi permasalahan ini tentunya dibutuhkan usaha-usaha dan kerjasama setiap individu dalam menanggulangi permasalahan serius ini yang mana aktivitas alam seperti ini dapat mengganggu kehidupan manusia di muka bumi.

Tetapi jka kita melihat lebih jauh, manusia di dunia ini seakan-akan berdiam diri dengan fenomena alam seperti ini. Penipisan lapisan ozon di atmosfer bumi tidak menggugah kepedulian dan keinginan manusia untuk menjaga dan merawat keadaan bumi ini yang semakin hari semakin gersang saja. Dalam kenyataannya, kita hanya dapat melihat segelintir orang yang prihatin terhadap keadaan bumi ini yang semakin rusak akibat dari pemanasan global, segelintir orang itu kebanyakan adalah aktivis lingkungan, sebagai manusia awam kita belum pernah memperhatikan dan menyumbangkan kontribusi kita terhadap alam. Meskipun demikian, kita juga tak jarang melihat dan mungkin terlibat tak langsung dalam kampanye anti pemanasan global. Tak sedikit pula orang yang selalu menyerukan anti pemanasan global tetapi masih saja melakukan aktivitas yang merupakan indikator pemanasan global, mereka juga tidak sepenuhnya mengerti makna dan hakikat mereka berkampanye.

Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ini dengan mengenali dahulu pribadi kita masing-masing dan lingkungan di sekitar kita. Sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran, kita harus berintropeksi diri dan membuat perubahan dalam hidup kita. Dengan usaha seperti itu, nantinya dalam diri kita akan timbul suatu perasaan bersalah dan timbul juga kesadaran untuk menjaga selalu keselamatan bumi ini.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari, kita mulai dari hal-hal terkecil untuk memerangi pemanasan global ini, mulai dari usaha untuk memindahkan fungsi plastic ke bahan non plastic. Lalu meminimalisasi penggunaan peralatan rumah tangga seperti lemari es dan penyejuk ruangan (AC). Dapat juga dengan membudayakan anti polusi, seperti mengganti kendaraan bermotor dengan sepeda dan masih banyak lagi usaha-usaha sederhana yang dapat menekan aktivitas pemnasan global ini. Selain itu untk menjaga kelestarian dan keselamatan bumi ini, kita juga dapat menanam pohon-pohon di taman kota, di pinggir jalan yang masih memiliki sedikit lahan dan juga dapat melakukan reboisasi di hutan-hutan yang gundul.

Dalam konteks menyerukan anti pemanasan global, kita setidaknya mengetahui makna seruan kita, tujuan seruan dan target seruan kita. Memang tak mudah merealisasikan hal tersebut, tetapi dengan kerjasama setiap individu kita harus selalu mengusung semangat untuk menyelamatkan bumi yang sangat kita cintai ini. Lalu ketika kita menyerukan hal ini, dalam diri kita harus menanamkan jiwa yang mencintai lingkungan dan menjaga agar bumi yang kita tinggali ini tidak terlalu cepat mengalami kerusakan dan akan selalu terpelihara sepanjang zaman, sehingga anak cucu kita dapat menikmati indahnya alam ini dan juga dapat menghirup udara segar yang terdapat di bumi yang hijau ini. Kita juga harus menyamakan gerak langkah kita sebagai sekelompok manusia yang mengiginkan bumi ini selalu terjaga, selain itu kita juga harus selalu bersemangat untuk mengkampanyekan seruan ” Stop Global Warming and Save Our Earth”.
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.